Menteri Lingkungan dan Hutan (LHK) Siti Nurbaya mengatakan bahwa banyak negara G20 menghargai dan mendukung kebijakan iklim Indonesia seperti folu net wastafel 2030 dengan presiden G20 memperkuat peran Indonesia dalam perubahan iklim dalam perubahan iklim 2030 dengan Presiden G20 memperkuat peran Indonesia dalam perubahan iklim dalam 2030 pengelolaan.
Dalam pernyataan tertulis yang diterima di Jakarta pada hari Senin, menteri LHK menjelaskan bahwa sejumlah negara G20 telah menyatakan diri mereka sebagai apresiasi atas upaya untuk membuat penyerapan sektor hutan sendiri dan penggunaan tanah atau sumur net 2030, yaitu adalah Salah satu program prioritas prioritas dan lingkungan kehutanan di Indonesia.
"Ada banyak kolega dari luar negeri yang mendukung langkah -langkah kami dalam konteks perubahan iklim. Bettina Hofmann dari Jerman telah menyatakan dukungan dan kerja sama terkait dengan perlindungan keanekaragaman hayati dan iklim, polusi gambut dan plastik di laut," kata Siti.
Pihak lain yang menyatakan apresiasinya adalah Adiminsstant de la énvironnement US Environment (Amerika Serikat), Michael, Regan, yang mengatakan bahwa RI dan Amerika Serikat memiliki sejarah panjang yang terkait dengan lingkungan.
Amerika Serikat telah menyatakan pemahamannya bahwa folu net sink yang dirancang oleh Indonesia adalah catatan penting untuk perubahan iklim.
Menteri LHK juga mengatakan bahwa Indonesia konsisten dalam mengurangi deforestasi. Dengan manajemen Presiden Joko Widodo, Indonesia telah berhasil mengurangi deforestasi secara bersamaan, yang merupakan bentuk keseriusan dalam produksi wastafel bersih folic pada tahun 2030.
Menurutnya, pertemuan G20 yang akan diadakan di Bali pada pertengahan November 2022 akan menjadi simbol yang Indonesia telah memantapkan dirinya sebagai negara yang penuh perhatian dan berpartisipasi dalam perubahan iklim global.
"G20 ini akan menjadi cerita, di mana selain Indonesia mengarahkan G20, tetapi kami juga memiliki program yang benar -benar dapat menjadi arah dalam hal perubahan iklim. Dan menjadi signifikan untuk menanggapi kontribusi yang ditentukan pada skala nasional (NDC ) yang merupakan kewajiban nasional dalam agenda agenda perubahan iklim global, "kata Siti Nurbaya.
